Selasa, 23 November 2010

Langitan Bantu Korban Merapi

Bencana merapi bukan hanya menyedot animo masyarakat sekitar pegunungan yang terletak di Propinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, namun juga para santri. Terbukti, santri Pondok Pesantren Langitan, Widang, Tuban, Jawa Timur, setelah mendapat instruksi langsung dari pengasuh, KH Abdullah Faqih telah menyalurkan sumbangan mulai hari Ahad kemarin hingga tulisan ini diterbitkan masih dalam proses pendistribusian. Dalam sebuah pengajian, Kiai kharismatik itu menyampaikan, “Insyallah bantuan untuk korban merapi akan didistribusikan langsung kepada para korban sehingga bisa tepat sasaran, doanya semoga lancar.”
Sumbangan itu didistribusikan oleh Tim Langitan Peduli Merapi yang dikomandoi oleh H Agus Makshum Faqih dan Agus Mukhtar Humaidi lewat bantuan para alumni di sekitar wilayah bencana. Untuk tahap awal, tim telah menyisir 3 wilayah yaitu, pertama, Tambanan, Ngaglik, Sleman; kedua, Lodoyong, Tempel, Sleman; dan ketiga, Galombo, Magelang.
Adapun jumlah sumbangan adalah uang senilai 28.000.000 (dua puluh delapan juta rupiah), ratusan kardus pakaian layak pakai, 350 kardus minuman mineral, dan lain sebagainya. Jika diestimasikan dalam bentuk jumlah, semua sumbangan senilai Rp. 53.625.000 (limapuluh tiga juta enam ratus dua puluh lima ribu rupiah).
Instruksi KH Abdullah Faqih
Perhatian KH Abdullah Faqih terhadap bencana alam terkhusus erupsi gunung merapi sangat besar. Beliau telah menginstruksikan kepada seluruh santri, baik putra maupun putri. Atau bahkan di sela-sela pengajian umum kitab Ihya’ Ulumuddin untuk santri kalong (mbajak : jawa) pun beliau juga menginstruksikan hal yang sama.
“Manusia tidak boleh memiliki prasangka bahwa dirinya, keluarga dan orang-orang terdekatnya akan senantiasa aman dari musibah. Sehingga mereka acuh tak acuh terhadap saudara sesama muslim yang terkena musibah,” kata beliau.
“Untuk itu, mari kita ulurkan tangan untuk korban bencana merapi. Yang hari ini membawa uang, silakan menyisihkan sebagian yang dimiliki. Sebab orang mukmin itu seperti satu tubuh. Saling bantu membantu” tambah beliau.
Karena, meskipun tidak bisa mengganti kehilangan yang mereka alami, setidaknya bantuan itu bisa sedikit meringankan beban dan melipur hati mereka. Dengan sedikit kepedulian tersebut, mereka tidak akan merasa terkucil dan terabaikan. Sebab masih ada saudara sesama muslim yang senantiasa membantu dalam kesuliatan yang mereka alami.
Selain itu beliau juga mengintruksikan kepada para santri dan alumnus yang hadir dalam pengajian mingguan tersebut untuk mewujudkan kepeduliannya dalam bentuk sumbangan fisik. baik berupa uang, pakaian atau bahan-bahan makanan.
Dalam pengajian itu, beliau juga mengatakan bahwa umat Islam yang kebetulan tengah menghadapi bencana tidak perlu merasa berkecil hati. Dan jangan pula merasa putus asa atas kasih sayang Allah Swt. Karena segala musibah dan bencana tersebut bisa jadi adalah pengganti atas siksa neraka yang berlipat-lipat kali lebih pedih. Siksaan itu diberikan di dunia, sebagai wujud belas kasih Allah Swt kepada hambanya yang beriman.
Pentingnya Mendatangkan Psikolog dan Motivator
Hasil pengamatan Tim Langitan Peduli Merapi ini, terutama ketika melihat kondisi real di Stadio Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta yang sempat menampung ribuan pengungsi dan berbagai informasi lain, maka perlu kiranya mendatangkan para psikolog. Hal ini mengingat kebanyakan para donatur menyumbang dalam bentuk benda. Hingga pada pos-pos besar sumbangan itu menumpuk-numpuk.
Padahal selain bencana lahir, hal yang tidak dapat kita sepelekan adalah gejolak emosional dan rasa trauma yang mendalam para pengungsi. Terutama para anak-anak yang belum bisa berpikir secara jernih tentang bencana alam. Apalagi hari-hari ini mereka harus libur sekolah. Sesuatu yang selayaknya tidak terjadi.
Selain itu, penting juga mendatangkan para motivator untuk membangun kembali jiwa para korban yang hancur diterpa bencana. Bagian ini bisa diisi oleh kawan-kawan aktifis dakwah. Merenungkan kembali bahwa ada kekuatan adi kodrati di balik semua kejadian ini. Mencari hikmah yang terselip dari bencana ini dan sebagai instropeksi diri atas berbagai sikap serta prilaku manusia. [chantrek n a-doang]

Data Sumbangan Langitan Peduli Merapi
Uang tunai 28.000.000
350 kardus air minum senilai 4.025.000
Ratusan kardus pakaian layak pakai senilai 15.750.000
200 sarung baru senilai 4.400.000
4 kardus sarimi senilai 220.000
7 kardus obat-obatan senilai 1.230.000
Jumlah senilai 53.625.000

Sumber :
Data Tim Langitan Peduli Merapi

Tidak ada komentar: