Minggu, 21 November 2010

HARLAH KE-4 PKNU: Awas, Asing Bermain Habisi Partai Islam!

DUTA MASYARAKAT,
JAKARTA—Rencana penerapan Parliementary Treshold (PT) dari 2,5 persen menjadi 5 persen diyakini sebagai upaya menghabisi partai Islam di Indonesia pada pemilu 2014. Upaya itu disinyalir pula merupakan misi asing musuh Islam yang tidak menginginkan partai Islam bersatu dan berjaya di tanah air.

Karena itu, tidak ada jalan lain, kecuali partai Islam harus duduk bersama, bersatu menyatukan visi, dan menggalang kekuatan guna menghadapi pemilu 2014. Jika langkah ini tidak dilakukan secepatnya maka partai Islam bisa habis.

Demikian salah satu kesimpulan seminar nasional bertajuk, “Quo Vadis Partai Islam: Gagasan Penyederhanaan Partai dan Prospek Partai Islam dalam Pemilu 2014” di Hotel Park, Jakarta Timur, Sabtu (20/11) kemarin. Seminar yang dibagi menjadi dua sesi itu merupakan rangkaian peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-4 Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU).

Sesi pertama, Ketua Umum PBB M.S. Ka’ban, Wakil Ketua Umum PBNU As’ad Said Ali, Wakil Ketua Umum DPP PPP Chozim Khumaedi, dan mantan elite Partai Syarikat Islam Dahlan Abdul Hamid didaulat sebagai narasumber. Sementara di sesi kedua, giliran Ketua Dewan Syuro PBB Yusril Ihza Mahendra dan Ketua Komisi II DPR Chairuman Harahap dipercaya untuk memberikan materi serta Dirjen Perundang-undangan Kemenkum & HAM Wahiduddin Adam yang tampil mewakili Menkum & HAM Patrialis Akbar.

Wakil Ketua Umum PBNU As’ad Said Ali dalam paparannya mengatakan, partai-partai Islam harus menemukan format untuk menyatukan diri. Untuk itu lontaran gagasan konfederasi menarik untuk disambut oleh partai-partai Islam.

“Jangan sampai tidak ada partai Islam di bumi Indonesia. Berpikir yang terjelek sebelum semua benar-benar terjadi menimpa partai Islam,” katanya.

Ketua Umum DPP PKNU Choirul Anam menambahkan, politik Indonesia tidak bisa menafikan keberadaan partai Islam. “Semoga ke depan kerjasama dengan partai-partai Islam tetap terjaga. Momentum harlah IV PKNU ini untuk mencari isu bersama yang akan diperjuangjan partai Islam,” katanya.

Mantan fungsionaris PSI, Dahlan Abdul Hamid yang kini menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Irak juga mengingatkan agar partai Islam mencari solusi dan format peraturan yang baik, tidak hanya untuk 2014 tapi jauh ke depan. Selain itu harus bisa menghilangkan ego untuk mencari kursi kekuasaan.

“Hari ini, tentukan siapa capres 2014 yang akan diusung partai Islam. Kalau tidak begitu sama saja bohong. Partai Islam akan hancur seperti partai Islam di Palestina,” tegas Dahlan.

Menurutnya, partai Islam harus bisa menghitung kemungkinan pahit di 2014, bagaimana jika hanya enam partai yang lolos PT. Jika partai Islam tidak bisa menghitung kemungkinan terpahit, maka ke depan partai Islam bisa hancur lebur karena tidak siap menghadapi kemungkinan terburuk.

Sementara itu, Ketua Umum PBB M.S. Ka’ban menilai bahwa persoalan utama yang
harus dipikirkan bukan persoalan berapa PT bakal dinaikkan. “Persoalan kita bukan PT, tapi bagaimana penyelenggaraan pemilu bisa dilaksanakan dengan jujur dan adil, seperti pemilu di tahun 55. Selain itu, bagaimana agar tidak ada lagi suara rakyat yang hilang,” papar Ka’ban.

Terkait dengan persoalan parpol Islam yang dihadapkan dengan penyederhanaan partai melalui kenaikan PT, Ka’ban mengaku pernah membahas soal ini dengan elite Partai Golkar dan sejumlah tokoh lain dalam beberapa diskusi dan seminar. “Saya tanya, paling sederhana itu apa, berapa? Jika paling sederhana itu satu, ya berarti seperti di China. Kalau dua, ya seperti di Amerika, ataukah tiga seperti Orde Baru. Atau cukup dua partai, partai Hizbullah dengan hizbusetan?” kata Ka’ban, bercanda.

Namun semua pilihan-pilihan itu, kata dia, tidak disetujui oleh elite partai, tapi setelah partai banyak kemudian ada niat untuk kembali menyederhanakan lagi. “Golkar mau enam, kenapa tidak tujuh. Oh, karena Gerindra dan Hanura dari Golkar, makanya tidak mau lebih dari enam. Jadi ini sama saja killing (pembunuhan) politik,” urai Ka’ban.

Jika PT naik lima persen, Ka’ban memprediksi Hanura dan Gerindra bisa tamat. Diakui Ka’ban, PT 2, 5 persen saja cukup sulit, apalagi jika PT jadi lima persen. Untuk itu, dia mengingatkan agar partai Islam yang kini berada di parlemen untuk tidak terlalu jumawa dengan rencana kenaikan PT lima persen.

“PKS jangan terlalu jumawa dengan PT 5 persen. Soal PT ini, saya ada suudhzon politik, jangan-jangan ini permainan asing. Padahal, Islam itu bukan dimusihi tapi untuk dikawani,” tutup Ka’ban. Dalam acara tersebut hadir sejumlah tokoh di antaranya Sekjen DPP PKB versi Gus Dur, Yenny Wahid, dan sejumlah tokoh lain.
* ful

Tidak ada komentar: