Kamis, 18 November 2010

PKNU dan Partai-Partai Islam rapatkan barisan

DUTA MASYARAKAT, 19 November 2010
JAKARTA — Puncak peringatan hari lahir (Harlah) ke-4 Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Sabtu (20/11) besok di Hotel Park, Jakarta Timur, akan menjadi ajang konsolidasi partai-partai Islam. Konsolidasi dilakukan untuk mengantisipasi adanya upaya penjegalan partai Islam melalui berbagai cara pada Pemilu 2014.

Salah satunya rencana menaikkan parliementary threshold (PT) pada Pemilu 2014 menjadi 5 persen. Hal itu dipastikan membuat keberadaan partai-partai Islam berada di ujung tanduk sebab rencana itu jelas sebagai upaya rekayasa sistematis untuk menghilangkan eksistensi partai Islam di Indonesia. Karena itu sejumlah tokoh akan hadir dalam acara Harlah PKNU guna menegaskan sikapnya terkait rencana tersebut.

Untuk itu Harlah PKNU juga akan dirangkai dengan seminar bertajuk “Quo Vadis Partai Islam, Gagasan Penyederhanaan Partai dan Prospek Partai Islam pada Pemilu 2014”, dengan menampilkan pembicara Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Wakil Ketua Umum PBNU As’ad Said Ali, Ketua Umum DPP PBB M.S. Kaban, mantan Sesneg Yusril Izha Mahendra, Menkumham Patrialis Akbar, dan sejumlah tokoh lain.

Wakil Sekjen DPP PKNU Andi Najmi Fuadi saat dihubungi Kamis kemarin menyebutkan, penjegalan partai Islam tersebut tampak kasat mata. Selain menaikkan PT penolakan sejumlah fraksi di DPR terhadap gagasan konfederasi memberangus partai Islam.

“Waktu PT 2,5 persen saja, yang lolos hanya dua partai Islam, PPP dan PKS. Kalau naik menjadi 5 persen habislah partai-partai Islam,” kata Andi, kepada Duta.

Andi menilai, penolakan konfederasi termasuk upaya menjegal kesempatan partai-partai Islam untuk menyatukan diri. Dikatakan, indikasinya sudah sangat jelas ada kekuatan tertentu yang tidak ingin partai Islam berkembang dan kuat di Indonesia. “Maka, partai Islam harus merapatkan barisan untuk melawan kedzoliman. Partai-partai Islam akan berkumpul di forum PKNU besok untuk mencari solusi terbaik mengatasi masalah tersebut,” katanya.

Menurut Andi, PT 2,5 pada Pemilu 2009 sudah merampas paksa suara dari Partai Islam. Suara itu jika digabungkan jumlahnya sangat signifikan. Kalau dinaikkan lagi, dipastikan jumlah suara yang hangus semakin banyak.

“Itu sama saja perampasan hak asasi manusia. Hak seseorang mengaspirasikan suaranya dirampas,” tandasnya.

Mantan anggota DPR dari FKB ini, menambahkan posisi parpol Islam paling kuat hanya bertahan dan tidak akan jauh berubah dari sekarang ini. “Untuk bertahan, maksimal hanya segitu-segitu saja, dengan sebuah syarat harus berani introspeksi diri institusinya mulai dari tingkat pusat hingga daerah,” imbuhnya.