Minggu, 21 November 2010

Sekda Tuban Perpisahan, Nglencer ke Singapura, Bentuk Arogansi Kekuasaan

Dikutip dari kotatuban.com
Sekretaris Daerah Tuban Hj. Ir Parastuti yang kini sedang melakukan pesta perpisahan akhir masa jabatannya di Singapura, menuai kritik masyarakat Tuban. Acara yang memakan waktu 3 hari sejak keberangkatan rombongan Sabtu Pagi (20/11) dan diperkirakan tiba kembali di Kota Tuban Senin (22/11) tersebut membawa 90 orang yang terdiri dari pejabat teras Tuban beserta keluarganya,dinilai tidak memiliki kepedulian terhadap berbagai musibah yang dialami bangsa ini. Demikian dikatakan oleh Calon Wakil Bupati dari unsur perseorangan Edi Toyyibi.

Menurut Edi Toyyibi, Pesta perpisahan tersebut dapat membuat kesan yang tak baik bagi masyarakat Tuban. Hal ini dapat menguatkan fakta bahwa kesenjangan kesejahteraan masyarakat di Tuban cukup tinggi antara orang kaya dan orang miskin. “Ada banyak fakta masyarakat Tuban yang tak mampu membiayai tranportasinya untuk berobat, di sisi lain pejabat Tuban berhura-hura di negeri orang,” kata Edi Toyyibi yang juga mantan anggota Panwaskab Tuban.

Edi Toyyibi menambahkan meskipun hal ini dilakukannya tidak menggunakan biaya APBD Tuban, namun manfaatnya hanya bisa dinikmati pejabat-pejabat tersebut. Pesta perpisahan ini seyogyanya dilakukan di Kota Tuban sendiri. “Kalau begini siapa yang diuntungkan? Kalau bukan pejabat tersebut dan pengusaha-pengusaha negeri Singa tersebut. Sayangkan. Kalau dihelat di Tuban, keuntungannya bisa diraih oleh pengusaha lokal, dari hotel hingga catering,” ujar Edi Toyyibi yang optimis lulus verifikasi faktual KPU berpasangan dengan dr. Bambang Lukmantono.

Sementara itu, Drs. Bambang Sutigno menanggapi lain. Menurut Bambang yang pernah menjabat anggota fraksi Partai Golkar 3 periode ini, perpisahan tersebut merupakan bentuk arogansi dari sebuah kekuasaan. Apalagi hal ini dilakukan pada saat proses pemilukada 2011 Tuban sedang berlangsung. “Perpisahan ini kental dengan nuansa politik mengingat Parastuti adalah salah satu kandidat Calon Bupati yang diusulkan mendapat rekomendasi dari DPP Partai Golar oleh Bupati Tuban Dra. Haeny Relawati RW bersama 2 nama yang lain,” kata Bambang Sutigno yang kini aktif di Konsorsium LSM SP5.

Bambang mengatakan bila nanti ditemukan indikasi atau dugaan pengkondisian para pejabat teras di lingkungan Pemkab Tuban ke arah dukungan calon pasangan kepala daerah tertentu bisa dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran Pemilu. “Bisa juga dikenakan sanksi bagi PNS dengan UU Kedisiplinan PNS bila hal ini terjadi,” tegas Bambang.

Bambang menyesalkan pesta perpisahan Sekda Tuban ini. Wajar bila kelak Anggota DPRD atau KPUD Tuban mempertanyakan perihal pesta ini. Pasalnya Mantan Sekda Parastuti belum mundur dari pencalonannya sebagai kandidat calon bupati dari Partai Golkar. (zen)

Tidak ada komentar: