Selasa, 16 November 2010

Hadapi Pemilukada PCNU Tuban Menjelma Parpol, Abaikan Khittah

DUTA MASYARAKAT, 16 November 2010
Cipnal Muchlip tuban
Lagi-lagi NU larut dalam atmosfer Pemilukada. Sikap politik PCNU Tuban yang terang-terangan mendukung Noor Nahar Husain (diusung PKB) dianggap menganaktirikan partai berbasis Nahdliyin lainnya.

Ya, Nahdlatul Ulama (NU), khususnya PCNU Tuban, hari-hari ini menjadi sorotan publik jelang Pemilukada di Bumi Ranggalawe tahun depan. Lewat Ketua PCNU Tuban, H. Fathul Huda, mereka blak-blakan mendukung pencalonan Noor Nahar Husain sebagai bupati.

|Tak hanya itu, Fatkul Huda juga menggerakkan badan otonom (Banom) untuk memenangkan calon yang sudah dua kali kalah dalam perhelatan serupa ini, dan kabarnya akan dipasangkan dengan Nasruddin Ali (adik Fatkul Huda).

Sikap PCNU ini dinilai Syaroful Minan, anggota DPRD yang juga Dewan Pengasuh Ponpes Mambail Futuh, Desa Beji, Kec. Jenu, sebagai sikap politik yang menganaktirikan partai dengan basis NU lainnya. Juga tidak sesuai dengan NU yang telah kembali ke khittah.

”Kalau menggerakkan Banom untuk memenangkan salah satu calon, kan NU menjadi politik praktis. Padahal politik NU dengan konsep rahmatan lil alamin,” jelas wakil rakyat asal Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) ini.

Sementara M Mukhtar, komandan Banser juga kurang sependapat dengan sikap politik NU yang sudah berpolitik. Namun dirinya tidak akan menghalang-halangi atau melawan keputusan organisasi.

”Sebelumnya saya ketemu dengan beliau (Fatkul Huda, red). Katanya sekarang tidak perlu khittah lagi. Katanya sekarang yang penting memenangkan Pak Noor Nahar,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Kepala Sekolah Madarasah Aliyah Ash-Shomadiya (MAS) Makam Agung Tuban, Riza Salahuddin Habibi (Gus Riza). Dia menegaskan bahwa ulama seharusnya menjadi kontrol umat dan tidak berbalik melakukan manuver politik yang merugikan organisasi.

”NU baiknya kalau mau mengundang semua calon diajak kontrak politik, bukan malah seperti ini.,” papar pria yang juga ketua Forum Pemerhati Pendidikan Tuban (FPPT) itu.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Mungkin lain ceritanya ketika anda masih di PKB. Bagaimana dulu ente mati-matian belain PKB, dan mengatakan bahwa PKB satu-satunya partai yg didirikan oleh NU. Sekarang You punya wakil di DPRD koq juga gak mutu (gak ahlinya gan!)pantesnya jadi modin koq disuruh di DPRD berhadapan dengan orang-orang pinter. ke laut aje!

Saiful Huda, S.Pd.I mengatakan...

sy tidak akan ikut berdebat soal PKB dan PKNU. itu sudah tema yg kadaluarsa. Yg pasti bahwa amanat keputusan ulama di pondoknya KH. As'ad, Situbondo dan dikuatkan oleh Muktamar NU setelah itu, NU harus kembali kepada khittah tahun 1926, yakni tidak terlibat dalam percaturan politik praktis. Ini gak bisa dibantah.