Rabu, 06 Oktober 2010

Pemilukada Tuban: Antar Calon Masih Saling Intip Peluang Menggandeng Pasangan dalam Pilkada Tuban

kotatuban.com – Tarik ulur pencalonan bupati Tuban makin sengit. Mendekati hari pendaftaran calon bupati/wakil bupati di KPU Tuban akhir Nopember, juga ditandai saling klaim dan move-move politik yang tajam. Bahkan SMS gelap kemarin beredar bahwa incumbent Haeny Relawati digandeng Ali Mudji.

Dalam SMS tersebut, Haeny yang menghadiri Halal Bilhalal keluarga besar PGRI di rengel Tuban menyatakan akan digandeng Ali Mudji dari PDIP. Kabar ini tentu saja membuat geger para politisi di kota seribu gua ini, sehingga para calon bupati dan wakilnya saling konfirmasi termasuk kepada kotatuban.com yang menerima SMS tersebut.

Ali Mudji yang dikonfirmasi semalam, menyatakan bahwa dirinya belum menyatakan sikapnya. Dia masih mencari figur yang cocok dan tentu saja mendapat restu dari DPP PDIP.
“Saya tidak gandeng Bu Haeny, tetapi dengan Pak Anwar,” katanya singkat. Yang dimaksud Anwar di sini adalah H. Mohammad Anwar, jamiyah NU yang sempat jadi Ketua Demokrat Tuban dan adik ipar dari mantan bupati Gresik, KH. Robach Maksum.

Anwar sendiri kepada kotatuban.com yang dikonfirmasi masalah ini menyebut dirinya memang pernah mendapat undangan makan siang dengan Ali Mudji, namun pertemuan itu masih adalm tahap penjajakan. Dirinya sementara ini masih menunggu beberapa tokoh yang akan membuat pencalonannya makin kokoh.

Ia sendiri sudah didekati beberapa calon untuk dijadikan bupati maupun wakil bupati dari berbagai partai dan elemen masyarakat. “Ada tiga calon yang melamar saya untuk jadi Tuban-1 maupun Tuban – 2, tetapi secara tegas saya belum menjawabnya. Dalam waktu dekat ini saya akan mengumumkannya dan saya sudah bulat maju ke pencalonan bupati,” katanya serius.

Ditanya tentang pendapat bahwa mencalonkan bupati harus punya duit banyak, Anwar menampiknya. Dana atau duit bukan masalah nomor satu, tetapi bisa nomor tiga atau seterusnya.

“Yang penting adalah, apakah calon ini punya nilai jual atau tidak. Dia bisa menarik suara atau tidak, itu masalahnya. Faktor selanjutnya, calon harus punya nyali bertanding. Tentang biaya atau dana itu relatif dan tidak sebanyak yang didengung-dengungkan,” tegas pria yang juga pengusaha sukses ini.

Anwar lalu menunjuk biaya yang diajukan oleh sebuah partai yang harus menyediakan dana puluhan miliar untuk biaya kampanye dan lainnya. Tentu saja ini kembali kepada move-move politik agar semua calon ketakutan maju dalam pencalonan.

“Saya ini orang politik dan pernah jadi pengurus partai, pernah jadi tim sukses pemenangan bupati dan menang. Biayanya tidak sebesar itulah, apalagi calonnya punya nilai jual yang tinggi,” uangkapnya.

Sementara itu salah satu calon bupati, H Setiadjit, mengatakan seperti calon lainnya, sampai saat ini pihaknya belum juga mendapatkan pasangan (calon wakil bupati). Termasuk dengan H. Marwan dari Golkar (mantan ketua DPRD Tuban) yang sempat dihembuskan dengan sebutan SEMAR (Setiadjit dan Marwan) belum juga terjadi kecocokan.

“Saya sedang mendekati tokoh muda NU yang punya pengaruh kultural yang besar dan akan saya umumkan 12 Oktober nanti,” katanya dalam pesan singkatnya kepada kotatuban.com.

Cong Ping, calon lainnya, juga mengatakan dirinya belum mendapatkan pasangan yang tangguh. Dirinya juga sedang milang-miling (memilih-milih) padahal dalam waktu dekat ini ketika ia mendaftarkan diri kepada DPP harus satu paket (calon bupati dan wakilnya). “Seandainya Anwar direkomendasi PKB, saya akan berupaya menggandeng dia. Soal jadi bupati atau wakil, itu bisa dibicarakan nanti,” katanya kepada kotatuban.com.

“Saya minggu depan harus mendapat jawaban yang tegas dengan pasangan yang memilih dan saya pilih,” ujarnya di kantornya.(as/achonk)

Tidak ada komentar: