Rabu, 06 Oktober 2010

Pilkada Tuban 2011 Masih Mengambang

kotatuban.com- Hingga sekitar H- 40 hari dari pendaftaran calon, belum ada calon maupun pasangan calon bupati Tuban yang benar-benar definitif, baik dari perseorangan maupun yang diusung parpol.

Hal tersebut mengakibatkan publik Tuban bertanya-tanya tentang siapa calon bupati atau pasangan calon bupati yang sudah final. Ini nampaknya tak lepas dari kuatnya dominasi politik Pendopo (baca Haeny-Ali Hasan-Red) di bumi Ronggolawe ini.

Sebagaimana diketahui, sampai saat ini Pendopo belum juga mengambil sikap politik yang jelas. Sebagai partai terbesar dengan perolehan 15 kursi di DPRD Tuban, nampaknya tidak sulit bagi Pendopo untuk memunculkan siapa saja, baik dari internal Golkar maupun dari partai lain. “Tentu hal tersebut akan tergantung siapa yang akan dilawan,” analisa Agung (anggota DPRD Tuban dari PAN) beberapa hari lalu.

Kristiawan yang beberapa saat terakhir ini disebut-sebut juga masih belum final dicalonkan. Paling tidak, menurut Rudi, yang sekarang menjadi sekretaris Golkar Tuban, Kristiawan memang punya peluang lebih besar dibanding kader Golkar yang lain, tapi masih bukan satu-satunya. Sementara dari spekulasi politik yang berkembang, Marwan, kader golkar yang juga manta ketua DPRD Tuban, juga berpeluang menjadi saingan berat pendopo untuk merebut simpati massa Golkar.

Sementara itu, ketua Partai Demokrat Tuban, Lilik Suharjono sampai saat ini juga belum melakukan langkah-langkah politik yang konkret. Meskipun desakan dari kader arus bawah cukup kencang yang mendorongnya untuk maju menggandeng Pendopo, tapi langkah tersebut belum dilakukan. “Saya siap jika diberi amanah, tapi saya tidak akan “nantang rakitan” (menawarkan diri-Red), sebab itu berarti menjajakan partai,” katanya kepada kotatuban.com beberapa waktu lalu.

Meskipun demikian, Wakil bupati dari partai democrat tersebut sangat siap jika digandeng Pendopo untuk menjadi Tuban 1. Hal tersebut tercermin dari sikapnya yang menyambut baik desakan kader bawah. “Kalau memang itu yang dikekehendaki rakyat, saya siap. Monggo-monggo saja, “ terangnya.

Publik NU Kecewa

Dibagian lain, momentum Harlah NU yang dikemas dalam acara Halal Bihalal Akbar yang diselenggarakan di Gedung STITMA kemarin, (Sabtu, 2 Oktober-Red) yang dihadiri ribuan orang, juga berlangsung datar-datar saja. Padahal masyarakat NU sangat berharap, lewat acara ini akan diketahui arah politik yang jelas dari NU/PKB.

Fathcul Huda, ketua NU yang sangat diharapkan bersedia dicalonkan jadi bupati Tuban, dalam sambutannya juga tidak menyinggung kesiapannya maju. Dengan statemennya yang mengatakan ketua NU tidak harus jadi bupati, seakan menegaskan sikapnya yang tidak akan mencalonkan diri. Meskipun sebagian publik Tuban sudah menduga akan hal tersebut, tapi nampaknya tak bisa membendung kekecewaan beberapa kader NU yang hadir.

KH. Anshori, ketua Syuriah MWC NU Soko menyatakan, pihaknya akan segera mendesak pak Huda untuk segera mengambil sikap yang jelas mengingat waktu pendaftaran semakin mepet, sedangkan sosialisasi figure juga membutuhkan waktu yang cukup.

Disisi lain, kader-kader NU akar rumput sangat menunggu kejelasan sikap politik NU/PKB. “Kita sadar bahwa pak Huda memegang posisi strategis arah pilkada Tuban, karena itu perlu segera mengambil sikap. Kalau memang tidak maju, maka segera mengeluarkan kriteria dan menyebut figure-figur yg layak untuk diusung NU/PKB Tuban,” kata Andi Harbagyo, salah seorang kader NU yang hadir di acara tersebut.

Ketidakjelasan sikap Huda, tak ayal membuat beberapa spekulasi muncul. Pertama, Huda mencoba mengimbangi sikap pendopo yang juga masih defensive, kedua hal tersebut menjelaskan bahwa NU mengalami krisis kader. Jika yang pertama, Huda harus menyadari bahwa NU atau PKB tidak sama dengan Golkar. Dalam pengertian, Golkar bisa sewaktu-waktu mengusung pasangan calon, bahkan sampai menit terakhir pun dari pendaftaran calon, Golkar bisa, karena kursinya 15.

Lain halnya dengan PKB, karena hanya punya 7 kursi, harus mancari tambahan minimal 1 lagi untuk dapat mencalonkan. Dan hal tersebut sulit jika belum ada deal dari awal dengan parpol lain. Sementara kalau dihubungkan dengan krisis kader, hal tersebut tak sepenuhnya benar. Karena disisi lain, banyak kader NU yang sangat siap moril materiil jika dicalonkan dari PKB. Salah satunya adalah Mohammad Anwar.

Ketua LP2NU Tuban ini menyatakan kesiapannya jika NU dan PKB menghendakinya. “Dengan dukungan NU/PKB serta jaringan yang saya miliki, tentu tidak sulit memenangkan Pemilukada ini. Apalagi beberapa teman parpol lain juga sudah merapat ke saya,” katanya saat ditemui kotatuban.com sepulang dari halal bihalal NU kemarin.

Muhammad Anwar, nama tokoh ini cukup menjadi perbincangan di kalangan MWC NU akhir-akhir ini. Hal tersebut tak lepas dari beberapa pertimbangan, antara lain kesiapan modal dan jaringan. Saat ini, selain Huda dan Noor Nahar, Muhammad Anwar adalah figure yang dinilai punya kemampuan financial yang cukup. Kontaktor dan pengusaha pupuk tersebut juga dinilai lebih punya basis massa riil dari kalangan petani dan buruh. Sementara Noor Nahar, kegagalannya dalam Pilkada Tuban 2006 masih menjadi catatan tersendiri di kalangan kader-kader NU. (th)

Tidak ada komentar: