Sabtu, 15 Januari 2011

Semakin sunnah, semakin modern HAUL KE-40 MASYAYIKH PONPES LANGITAN

DUTA MASYARAKAT, 15 Januari 2011
TUBAN — Puncak acara Haul ke-40 Masyayikh Ponpes Langitan, Kec. Widang, Kab. Tuban dibanjiri belasan ribu pengunjung, Kamis (13/1) malam. Para alumni yang datang dari berbagai penjuru tanah air itu sengaja datang sebagai wujud kecintaan kepada Ponpes maupun ajang silaturrahmi serta penghormatan kepada para pendahulunya.

Hal itu terbukti meski hujan lebat sempat mengguyur sebelum dimulainya acara, tak menyurutkan para pengunjung untuk tetap mengikuti acara yang diperuntukkan bagi para sesepuh Ponpes. Dan jalan menuju Ponpes yang terletak di perbatasan Kab. Tuban dengan Kab. Lamongan ini sudah penuh sesak para hadirin yang akan masuk kelokasi acara.

Hasil pantauan Duta, Kamis (13/01) menyebutkan rangkaian acara di Ponpes yang diasuh kiai sepuh KH. Abdullah Faqih ini dimulai sejak pukul 07.00 WIB dan pada pukul 09.00 WIB dilakukan ziarah ke makam maqbaroh.

Haul yang dilakukan untuk memperingati wafatnya Almaghfurlah KH. Abdul Hadi Zahid, Almaghfurlahum KH. Muhammad Nur, KH. Ahmad Sholeh, KH. Muhammad Khozin, K. Rofi’i Zahid serta KH. Ahmad Marzuqi Zahid ini diperkirakan lebih dari lima belas ribu pengunjung tumpah ruah mengikuti puncak acara.

Penceramah pertama, Habib Mundzir Al-Musawwa dari Jakarta menyinggung soal perilaku sunnah yang dianggap sebagai doktrin agama ternyata memiliki penjelasan logika modern. Sehingga, diharapkan para hadirin dapat menerima segala sunnah dengan kesadaran penuh tidak atas dasar doktrin agama semata.

Di antaranya adalah anjuran sunnah jika sedang tidur, lampu dimatikan. Dan dalam sebuah penelitian menyebutkan jika seseorang sedang tidur, maka organ tubuhnya akan mengalami pembaharuan dan jika lampu tetap nyala tidak dapat berproses dengan maksimal. ”Jika kita semakin sunnah, maka kita akan semakin modern,” ungkap Habib yang sering mengisi acara pengajian di sebuah TV swasta ini.

Pengajian dihelat serambi masjid ponpes itu, juga menghadirkan penceramah Habib Umar Al-Muthohar dari Semarang. Dalam ceramahnya dikatakan, keseimbangan media (elektronika) dalam menyiarkan tentang agama menjadi peran penting dalam membangun akhlak maupaun nilai-nilai islami di tengah-tengah masyarakat.

Namun, nampaknya keseimbangan media antara hiburan dengan nilai-nilai syiar Islam tidak berjalan dengan baik. Terbukti, acara-acara TV lebih banyak didominasi hiburan maupun lainya yang kadangkala tak sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Dicontohkan, jika para ulama dan kiai sedang syiar Islam banyak yang tidak dijadikan konsumsi media. Sedangkan tayangan media lebih banyak untuk urusan hiburan maupun hal lain yang kadangkala kurang sejalan dengan nilai-nilai Islam. ”Ya kalau kiai syiar jarang disiarkan. Tapi banyak menayangkan Jupe alias Julia Perez (si artis berbusana jorok, red),” ungkap Habib ternama ini.

* cmm

Tidak ada komentar: