Rabu, 01 Desember 2010

Setiadjit dan Haeny Berpotensi Maju Putaran Kedua

SURABAYA. kotatuban.com – Peserta Pemilukada kepala daerah Tuban yang mencapai 6 pasangan calon bupati dan wakil bupati akan memicu dua putaran karena perolehan suara satu calon akan berada di bawah posisi 30 persen. Dan ini dikhawatirkan akan memancing kerawanan stabilitas keamanan di kabupaten Tuban yang punya pengalaman pahit pada tahun 2006.

Hal ini disampaikan Ketua Pusat Studi Demokrasi dan HAM (Pusdeham), Mohamad Asfar, yang melihat kabupaten ini resistensinya tinggi ketika ada pemilihan bupati baru.

Dengan peserta yang mendaftar begitu banyak, ia berharap dalam penetapan KPUK nanti, hanya 3 atau 4 peserta Pemilukada, maka tugas KPUK dan aparat keamanan lebih efisien dan yang terpenting adalah aman.

Dari 6 peserta, masing-masing Setiadjit-Bambang Hunter, Muhammad Anwar-Tulus, Kristiawan-Haeny, Huda–Noor Nahar serta peserta independen Chamim-Amir, Bambang Lukmantono-Edy Toyibi, kalau suara yang diperkirakan sekitar 900.000 pemilih, maka dibagi 4 saja kalau dirata-rata satu peserta maksimal hanya memperoleh 25 persen saja.

Apalagi bila ternyata nantinya 6 peserta lolos semua, maka suara akan terbagi-bagi dan persentasenya jadi lebih rendah lagi. Katakanlah 90 persen ke 4 pasangan dari parpol dan 10 persen untuk peserta perseorangan sudah mengantongi hampir 80 ribu suara.

Sedang untuk mencapai 30% suara, calon kepala daerah harus mampu menghimpun setidaknya 270.000 suara, jadi kalau ingin tidak ada putaran kedua, salah satu peserta Pemilukada dalam dua bulan ini harus ada yang luar biasa mendongkrak elektabilitasnya.

Caranya, lewat pencitraan positif dan mampu meyakinkan calon pemilih, bukan hanya dengan janji-janji memberi materi tetapi dengan program yang riil dan dibutuhkan masyarakat Tuban.

“Jadi sejak awal para peserta punya persiapan mental dan biaya karena dengan terpecah-pecahnya suara tadi, maka suara minimal 30 persen untuk memenangkan Pemilukada akan sulit. Resikonya harus ada putaran kedua dan inilah yang akan rawan,” kata Asfar yang sudah dua kali dan akan ketigakalinya meneliti Pemilukada di Tuban.

Haeny & Setiadjit

Ditanya tentang peta kekuatan calon, peneliti dari Fisip Unair ini menunjuk untuk sementara ini, yang muncul di permukaan adalah Haeny Relawati (incumbent) dan Setiadjit calon dari koalisi 5 partai. Dua calon ini punya popularitas dan ektabiltas yang bagus dalam Pemilikada 1 Maret 2011 nanti.

Haeny punya kekuatan sebagai penguasa (bupati) dua kali di Tuban sehingga banyak dikenal masyarakat, dia juga ketua Partai Golkar Tuban dan punya performance yang positif. “Tapi bila ternyata pemilih di Tuban tahu bahwa ia ingin berkuasa kembali untuk ketiga kalinya, maka ini akan menjadi titik negatif yang banyak mengurangi suara,” tambahnya.

Pasangannya, Kristiawan yang relatif masih muda, popularitasnya kurang, apalagi elektabilitasnya juga kurang. Sehingga politisi muda ini hanya berharap menarik suara dari para simpatisan Haeny, apalagi bila di dalam Golkar sendiri terjadi penggembosan di grass root (arus bawahnya).

Kasus Bambang DH maju menjadi wakil walikota Surabaya lain dengan case Haeny. Kesan positif Bambang DH pertama karena dia sukses memimpin Surabaya, dan dia ingin jadi walikota kembali karena ketika ia menggantikan walikota Sunarto Sumoprawiro yang meninggal dunia hanya separuh waktu. MK memberi kesempatan maju lagi tetapi hanya wakil kepala daerah.

Sedang Haeny Relawati bisa maju murni karena UU membolehkan menduduki jabatan yang tidak sama, yaitu wakil bupati dan tidak perlu dapat fatwa dari Mahkamah Konstitusi (MK). “Namun sekali lagi bila ia menunjukkan ambisinya menjadi bupati ketigakalinya, maka ia akan turun elektabilitasnya. Sementara yang digandeng sebagai bupati, masih kalah popularitas dan elektabiltas dengan Setiadjit, apalagi dengan Haeny,” ungkap Asfar.

Setiadjit sendiri punya kelebihan dan kekurangan. Bakorwil II Jatim ini tidak punya partai seperti Haeny dengan Golkarnya yang kuat. Namun ia sudah berjuang lebih dari setahun membangun citra dan ketika memilih partai pengusung cukup cerdas karena PAN, PKS, PKNU dan terakhir Demokrat adalah partai yang punya massa yang militan dalam menghimpun suara.

“Tapi kita tunggu dua bulan lagi apakah mereka ini bisa meningkatkan citra karena jago-jago dari partai lainnya seperti PDIP dan PKB juga punya tokoh-tokoh berpengaruh,” lanjutnya.(as)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Semoga PILKADA TUBAN aman terkendali dan pemimpinnya yang bijaksana serta mengerti rakyatnya.
Semoga Bupati dan Wabup yang terpilih bisa memberikan kontribusi yang lebih di bidang potensi daerah dan para investor bisa masuk ke TUBAN tanpa ada mafia yang mempunyai kepentingan pribadi serta semoga pemimpinnya memperhatikan sepak bola TUBAN dan pemimpin yang menyukai teknologi sehingga website TUBAN atau penggunaan teknologi lebih di perhatikan untuk kemajuan daerah.