Jumat, 17 Desember 2010

Muktamar I PKNU Dapat Rekor Muri

Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) menjadi partai yang pertama menggelar muktamar di atas kapal. Selain murah dari sisi biaya, bagi PKNU menggelar hajat di atas kapal itu juga untuk jejak Wali Songo.

===========================
Arwan Mannaungeng, Laut Jawa
===========================

SENIN (13/12) lalu suasana di ruang tunggu Pelabuhan Tanjung Perak begitu riuh ketika KMP Lambelu terlihat di kejauhan hendak merapat. Semakin dekat, puluhan bendera PKNU dan spanduk "Peduli Bahari, Peduli Negeri" menghias badan kapal. Ribuan peserta muktamirin yang sudah menanti sejak pagi menyambutnya suka cita.

Namun petugas pelabuhan mengingatkan para calon penumpang untuk tidak mendekat. Tapi peringatan ini tidak diindahkan sehingga di antara penumpang ada yang terkena tambang yang dilemparkan ke darat oleh Anak Buah Kapal (ABK). Beberapa peserta mengabadikan momen ini dengan mengambil gambar kapal yang sudah dihias.

Kapal yang berkapasitas 2.500 penumpang ini sedianya tiba di Tajung Perak sekitar puku 10.00 WIB, Senin (13/12) dari Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Sulsel. Karena cuaca buruk dan ombak setinggi tiga meter, KMP Lambelu tiba di Surabaya pukul 15.00 WIB.

Beberapa menit setelah merapat, puluhan santri memukul rebana sambil bershalawat. Di tengah-tengah lantunan shalawat yang berirama ini, Manajer Museum Rekor Republik Indonesia (MURI) Sri Widayati menyerahkan sertifikat penghargaan kepada Ketua Umum Dewan Tanfiz PKNU, Choirul Anam.

Bagi MURI, penyelenggaran muktamar PKNU di KMP Lambelu 13-14 Desember itu patut dihargai karena merupakan kegiatan yang pertama, unik, dan langka dilakukan parpol di Indonesia. PKNU membukukan rekor MURI yang ke-4639.

Dipilihnya muktamar di atas kapal, papar Cak Anam-sapaan akrab Choirul Anam-karena biaya lebih irit dan bisa diliput media. "Kami partai kecil, kalau gak kayak gini mana ada media mau meliput" Bayar iklan itu mahal, harus cari yang unik," katanya saat menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) DPP PKNU Periode 2006-2010 di
hadapan muktamirin di deck 6 KMP Lambelu.

Soal biaya, Ketua Panitia Pelaksana Muktamar I, Muhtar Tahir mengungkapkan, untuk hajatan pelaksanaan Muktamar I PKNU itu disediakan anggaran Rp 1,21 miliar. "Kalau acara ini dilakukan di darat dengan menyewa hotel, anggarannya bisa dua kali lipat," ucapnya.

Sedangkan politisi PKNU yang menjadi Ketua Panitia Pengarah Muktamar, Chudri Sitompul, mengatakan, pelaksanaan muktamar di kapal itu untuk menginisiasi eksplorasi kejayaan Indonesia sebagai bangsa bahari. Tujuannya, agar masyarakat bisa lebih memahami kondisi potensi laut milik Indonesia.

Selain itu, kata dia, PKNU ingin memotivasi para pemangku kepentingan untuk segera menetapkan grand design optimalsasi potensi laut. "Ini adalah upaya untuk meyakinkan masyarakat bahwa kita adalah bangsa bahari, bangsa yang besar di bidang maritim," katanya.

Chudri melanjutkan, pelaksanaan muktamar di atas kapal Pelni itu juga untuk memperingati Deklarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957 yang dipelopori Indonesia. Deklarasi Juanda ini kemudian diadopsi menjadi United Nation Convention on Law of The Sea (UNCLOS).

"Muktamar di kapal ini mengikuti tradisi pengambilan keputusan yang dilakukan Wali Songo. Sebagai partai yang diilhami oleh semangat perjuangan Wali Songo, PKNU perlu mengikuti jejak para Wali yang menyebarkan agama Islam," tukanya.

Kapten KMP Lambelu, La Ode Muhisi, mengapresiasi sikap PKNU yang memilih muktamar di atas kapal. Apalagi, kata pria kelahiran Baubau Sulawesi Tenggara ini, semangat bahari mulai tergerus karena minimnya perhatian pemerintah. "Ini sangat positif. Kami ini sebagai insan bahari termarginalkan karena tidak ada keberpihakan kehidupan maritim dan keseriusan dari pihak pemerintah pusat dan daerah," katanya.

Di tengah lautan yang ombaknya terus menghantam kapal, lima sesi dari pelaksanaan muktamar terus digenjot hingga bisa diselesaikan sebelum tiba di Tanjung Priuk, Jakarta, Selasa (14/12). Pada sesi kelima, pada proses penjaringan calon ketua umum, Chairul Anam kembali terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) periode 2010-2015.

Ia mendapatkan 220 dari 272 suara yang diperebutkan dalam Muktamar I PKNU. Proses pemilihan tidak dilakukan karena berdasarkan tata tertib pemilihan, calon lain yang diusung tidak mendapatkan 20 persen suara.(***)
Dikutip: JPNN.com

Tidak ada komentar: