Jumat, 03 Desember 2010

Gus Ubaid-Arif Djunaidi pimpin lagi PKNU Jatim

DUTA MASYARAKAT, 04 Desember 2010
LAMONGAN — Musyawarah Wilayah (Muswil) I Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) di Tanjung Kodok Beach Resort Lamongan, Kamis (2/12) kemarin, akhirnya memilih kembali KH Ubaidillah Faqih (Gus Ubaid) untuk menjadi Ketua Dewan Syuro DPW PKNU Jawa Timur periode 2010-2015. Sedang Mohammad Arif Djunaidi terpilih kembali menjadi Ketua Dewan Tanfidz.

Proses pemilihan Ketua Dewan Syuro dan Ketua Dewan Tanfidz berjalan sangat ketat. Sebab, dua kandidat Ketua Dewan Tanfidz yaitu Mohammad Arif Djunaidi dan Mohammad Anwar Sadad sama-sama mengklaim mendapat dukungan dari mayoritas DPC dan para Ulama Deklarator PKNU.

Beberapa jam menjelang sidang pemilihan, bursa kandidat ketua dewan syuro lebih mengemuka dibanding dengan bursa ketua dewan tanfidz. Hal itu karena ada wacana satu paket dengan dewan tanfidz.

Ketua DPC PKNU Kabupaten Kediri, Romadlon Sukardi, mengatakan, ada dua kandidat dewan syuro yang bersaing secara ketat. Hal itu setelah tersiar kabar KH Ubaidillah Faqih tidak bersedia menjabat ketua dewan syuro. Untuk itu muncul dua kandidat ketua dewan syuro yakni KHR Zaki Abdullah dari Situbondo yang digandengkan dengan Mohammad Anwar Sadad dan KH Firjaun Barlaman dari Kediri yang digandengkan dengan Mohammad Arif Djunaidi.

Suasana semakin memanas setelah tersiar kabar KH Ubaidillah Faqih bersedia kembali menerima amanah para peserta Muswil untuk dicalonkan sebagai ketua dewan syuro. Apalagi setelah para peserta mendengar langsung pernyataan kesediaan dari Gus Ubaid dalam sambutannya saat menyatakan demisioner. "Kami bersedia kembali dicalonkan, jika Allah menghendaki untuk memegang amanah ini," ujar Gus Ubaid.

Dengan bersedianya Gus Ubaid, barisan pendukung Arif Djunaidi semakin yakin Muswil ini secara aklamasi akan mendukung sang jago untuk memimpin kembali PKNU periode 2010-2015. "Insya Allah pemilihan nanti tidak terlalu lama dan aklamasi mendukung kembali pasangan KH Ubaidillah Faqih dan Mohammad Arif Djunaidi SH," kata salah satu peserta Muswil dari Tulungagung.

Sidang pemilihan dipimpin langsung oleh Ketua Umum DPP PKNU Drs Choirul Anam (Cak Anam) didampingi MH. Rofiq, Wakil Ketua DPW PKNU. Sebelum sidang dimulai, Cak Anam memberikan nasihat kepada para peserta agar dalam pemilihan mengedepankan akhlakul karimah seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para Khalifah di zaman Nabi. Tidak hanya itu Cak Anam juga wanti- wanti agar para peserta menghindarkan money politics karena hal itu bertolak belakang dari dasar pendirian PKNU.

Sebelum pemilihan dimulai, Cak Anam menawarkan kepada para peserta apakah pemilihan ini diselesaikan dengan cara musyawarah atau lebih mengedepankan aklamasi, dari pada cara pemungutan suara secara langsung.

Tawaran pimpinan sidang ini ditolak oleh para peserta, di antara cabang yang menolak adalah Cabang Bondowoso dan Sumenep. Mereka menilai aklamasi tidak sesuai dengan ketentuan tata tertib. Dan keinginan tersebut disetujui oleh pimpinan sidang sehingga pada tahap awal pemilihan dilakukan pemungutan suara untuk menentukan calon ketua dewan syuro.

Sesuai tata tertib setiap cabang mendapat hak satu suara. Namun ada beberapa cabang memperoleh hak suara berbeda, karena sesuai dengan representasi perolehan kursi DPRD. Setelah dihitung jumlah hak suara pemilihan dewan syuro ada 49 suara dengan catatan 1 cabang dinyatakan tidak mempunyai hak suara karena tidak ada SK dari DPP, dan dua cabang tidak hadir di sidang pemilihan.

Dari hasil pemungutan suara calon ketua dewan syuro KH Ubaidillah Faqih memperoleh 30 suara, KH Zaki Abdullah 13 suara, Firjaun Barlaman 4 suara, Gus Tip 1 suara, dan abstain 1 suara. Pimpinan sidang memutuskan calon yang memperoleh 9 suara berhak untuk melanjutkan pemilihan kembali.

Setelah dilakukan pemilihan dengan menampilkan dua kandidat, yaitu KH Ubaidillah Faqih dan KH Zaki Abdullah, hasilnya KH Ubaidillah Faqih memperoleh 33 suara dan KH Zaki Abdullah 16 suara.


Sidang selanjutnya pemungutan suara untuk memilih ketua dewan tanfidz. Pada pemungutan suara untuk calon ketua dewan tanfidz ini Mohammad Anwar Sadad memperoleh 15 suara, Mohammad Arif Djunaidi memperoleh 33 suara, Hidayat memperoleh 1 suara, dan Kalibek memperoleh 1 suara.

Usai pemungutan suara pada tahap pencalonan, pimpinan sidang meminta dua kandidat yang memperoleh suara terbanyak untuk menyatakan kesediaannya. Namun, kandidat ketua dewan tanfidz Anwar Sadad akhirnya menyatakan tidak bersedia dicalonkan tanpa menyebutkan alasan, sementara Arif Djunaidi bersedia dicalonkan. Untuk itu pimpinan sidang menetapkan Arif Djunaidi sebagai ketua terpilih.

Usai melakukan pemilihan, pimpinan sidang menetapkan tim formatur. Berdasarkan tata tertib tim ini dipilih dari DPP, DPW, satu perwakilan perempuan, satu perwakilan cabang dari wilayah barat, timur, utara, tengah, dan selatan Jawa Timur. Dari hasil musyawarah beberapa cabang, yang duduk di tim formatur adalah cabang Nganjuk, Jember, Surabaya, Tulungagung, dan Bangkalan.

Usai terpilih menjadi Ketua Dewan Tanfidz, Arif Djunaidi mengatakan bahwa Muswil akan dijadikan momen awal untuk lebih mengedepankan ukhuwah sesama pengurus dan anggota PKNU, sehingga tidak ada pertikaian, tidak seperti budaya yang sering terjadi saat partai-partai lain menggelar musyawarah atau sejenisnya. “Dan di PKNU semua berakhir dengan persaudaraan kembali,” katanya.

Tidak ada komentar: