Selasa, 28 September 2010

Serial Khutbah Jum'at: Kelompok-kelompok manusia di Bulan Ramadhan

الحمد لله الذي جعل الجمعة أفضل الأيام فى الأسبوع واختصه بساعة فيها دعاء مسموع، وقال تعالى (يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ)، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، خلق فسوّى، وقدّر فهدى، له الأسماء الحسنى والصفات العلا، وأشهد أن سيدنا ونبينا محمدًا عبدُ الله ورسوله الحبيبُ المصطفى، والرسول المجتبى، والنبي المرتضى، اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله الشرفاء، وصحبه الأوفياء، والتابعين ومن تبعهم بإحسان وسار على نهجهم واقتفى، فيا أيها المسلمون اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وانتم مسلمون، اما بعد.
Ma’asyiral muslimin, jama’ah sholat Jum’ah rahimakumullah.
Marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT. Tidak hanya pada saat susah atau duka saja kita ingat pada Allah SWT, tapi ketika dalam keadaan bahagia juga harus selalu ingat kepada-Nya, agar kita benar-benar termasuk golongan muttaqin.
Hari ini kita masih bisa bertemu dengan bulan Ramadlan. Ini adalah anugrah besar dari Allah SWT yang harus disyukuri, lebih-lebih kita dapat mengisi bulan suci ini dengan serangkaian ibadah, mulai dari puasa, tarawih, tadarrus, shodaqoh dan lain sebagainya.

Ma’asyiral muslimin, jama’ah sholat Jum’ah rahimakumullah.
Manusia dalam menyikapi datangnya bulan Ramadlan seperti yang terjadi sekarang ini setidak-tidaknya ada tiga kelompok.
Pertama, bagi manusia yang tidak mempunyai sinar ketauhidan dalam hatinya, bulan Ramadlan seperti yang terjadi sekarang ini tak ada bedanya dengan bulan-bulan lainnya, sehingga mereka bebas melakukan apa saja, meskipun berupa sesuatu yang bertentangan dengan syari’at Islamsekalipun.
Kedua, Manusia yang tidak mengetahui keistimewaan dan keunggulan bulan Ramadlan. Mereka melakukan ibadah puasa semata-mata karena ikut-ikutan orang lain atau formalitas belaka (bukan atas dorongan iman dan mencari pahala dari Allah). Tetangganya atau teman kantornya sama puasa, maka dia juga berpuasa. Mereka tidak berusaha menyempurnakan ibadah puasa di bulan suci ini dengan rangkaian ibadah-ibadah lainnya, tetapi sebaliknya kerapkali mereka mengisinya justru dengan perbuatan-perbutan yang tercela dan tidak berguna. Barangkali inilah yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:
رب صائم ليس له من صيامه إلا الجوع والعطش، ورب قائم ليس له من قيامه إلا السهر (رواه ابن ماجه عن أبى هريرة

"Banyak orang berpuasa akan tetapi tidak mendapat bagian pahala melainkan hanyalah rasa lapar dan dahaga, serta banyak pula orang yang bangun malam akan tetapi tidak mendapat bagian pahala kecuali hanyalah kelelahan dan keletihan". (H.R. Ibnu Majah dari Abi Hurairah)

Ketiga, Manusia yang mengetahui betul keagungan dan keistimewaan bulan Ramadlan dan mereka menyadari adanya keterbatasan kesempatan dan umur seseorang, oleh karenanya walaupun bulan Ramadlan pasti datang setiap tahun, tapi mereka benar-benar menyambut dan menganggap bulan Ramadlan ini adalah yang terakhir, sehingga mereka menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan menyempurnakannya dengan rangkaian ibadah-ibadah lainnya. Mereka sangat khawatir akan berpisah dengan bulan mulia ini, dan jika memang perpisahan itu datang mereka menangis sebagaimana menangisnya bumi, langit dan para malaikat:

ِإذَا كَانَ َاخِرُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ بَكَتِ السَّمَوَاتُ وَاْلاَرْضُ وِالْمَلاَئِكَةُ مُصِيْبَةً لِاُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قِيْلَ اَيُّ مُصِيْبَةٍ هِيَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم هِيَ ذَهَابُ رَمَضَانَ لِاَنَّ الدَّعْوَاتِ فِيْهِ مُسْتَجَابَةٌ وَالصَّدَاقَةً مَقْبُوْلَةٌ (الحديث)

“Ketika tiba akhir malam Ramadlan, langit, bumi dan malaikat menangis karena adanya musibah yang menimpa umat Nabi Muhammad. (Sahabat) bertanya, “Musibah apakah wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, “Berpisah dengan bulan Ramadlan, sebab pada bulan ini doa dikabulkan dan shadaqah diterima.”

Ma’asyiral muslimin, jama’ah sholat Jum’ah rahimakumullah.
Puasa adalah salah satu ujian dari Allah untuk membuktikan keimanan seseorang. Seorang mukmin harus rela menahan diri dari dahaga, lapar dan perbuatan-perbuatan tercela untuk membuktikan pernyataan imannya kepada Allah. Dalam surat Al-‘Ankabut ayat 2 dan 3, Allah menjelaskan bahwa salah satu akibat dari pernyataan iman seseorang, adalah dia harus siap menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah SWT. sebagai bukti sejauh mana kebenaran dan kesungguhannya dalam menyatakan iman. Apakah imannya itu betul-betul bersumber dari keyakinan dan kemantapan hati, atau sekadar ikut-ikutan yang tidak tahu arah dan tujuannya?
Allah SWT. berfirman:
 ••     •      •           
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”


Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia.
Bila kita sudah menyatakan iman dan kita mengharapkan manisnya buah iman yang kita miliki yaitu berupa surga, maka marilah kita bersiap-siap untuk menghadapi ujian berat yang akan diberikan Allah, dan bersabarlah kala ujian itu datang. Allah memberikan sindiran kepada orang-orang yang ingin masuk surga tanpa melewati ujian yang berat.
    •   •      •               •    
Apakah kalian mengira akan masuk Surga sedangkan belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Kapankah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (Al-Baqarah 214).
Rasulullah SAW. juga telah mengisahkan betapa beratnya perjuangan orang-orang dulu dalam perjuangan mereka mempertahankan iman, sebagaimana dituturkan kepada shahabat Khabbab Ibnul Arats Radhiallaahu anhu.

لَقَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ لَيُمْشَطُ بِمِشَاطِ الْحَدِيْدِ مَا دُوْنَ عِظَامِهِ مِنْ لَحْمٍ أَوْ عَصَبٍ مَا يَصْرِفُهُ ذَلِكَ عَنْ دِيْنِهِ وَيُوْضَعُ الْمِنْشَارُ عَلَى مِفْرَقِ رَأْسِهِ فَيَشُقُّ بِاثْنَيْنِ مَا يَصْرِفُهُ ذَلِكَ عَنْ دِيْنِهِ. (رواه البخاري).
... Sungguh telah terjadi kepada orang-orang sebelum kalian, ada yang disisir dengan sisir besi (sehingga) terkelupas daging dari tulang-tulangnya, akan tetapi itu tidak memalingkannya dari agamanya, dan ada pula yang diletakkan di atas kepalanya gergaji sampai terbelah dua, namun itu tidak memalingkannya dari agamanya... (HR. Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dengan Fathul Bari, cet. Dar Ar-Royyan, Juz 7 hal. 202).
Cobalah kita renungkan, apa yang telah kita lakukan untuk membuktikan keimanan kita? Cobaan apa yang telah kita alami dalam mempertahankan iman kita? Apa yang telah kita korbankan untuk memperjuangkan aqidah dan iman kita? Bila kita memperhatikan perjuangan Rasulullah SAW. dan orang-orang terdahulu dalam mempertahankan iman, betapa mereka rela mengorbankan harta, tenaga, pikiran, bahkan nyawa sekalipun. Rasanya iman kita ini belum seberapa bila dibandingkan dengan iman mereka. Apakah kita tidak malu meminta balasan yang besar dari Allah SWT. sementara pengorbanan kita hanya seberapa atau bahkan sedikit pun belum ada?


أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ، بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بالأيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم وقل رب اغفر وارحم وانت خير الراحمين.


Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْ لاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ وَمَلاَئَكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، فقال تعالى: إن الله وملائكته يصلون على النبي ياأيها الذين امنوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ أَجْمَعِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَّ أَعْتِقْ رِقَابَنَا مِنَ النَّارِ وَأَوْسِعْ لَنَا مِنَ الرِّزْقِ فِي الْحَلاَلِ، وَاصْرِفْ عَنَّا فَسَقَةَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Tidak ada komentar: