Selasa, 01 Februari 2011

Panwas Tuban Kesulitan Tindak Pelanggaran Pemilukada Via FB

Tuban, Bhirawa
Suhu politik menjelang Pemilukada di Tuban semakin menghangat. Berbagai media dijadikan pasangan cabup-cawabup atau pendukungnya untuk berkampanye. Salah satunya jejaring sosial facebook (FB). Kampanye melalui dunia maya ini malah semakin leluasa untuk melakukan black campaign. Sayangnya, 'perang' di FB ini belum dilakukan tindakan oleh Panwas Pemilukada Tuban.
"Kami memang sulit untuk melakukan penertiban kampanye di FB. Meski mereka menggunakan nama cabup-cawabup, tapi, belum tentu mereka yang membuat," kata anggota Panwas Tuban, Arif Subiantoro (23/1).
Dikatakan, regulasi tentang FB dijadikan kampanye memang belum ada. Sehingga, Panwas juga kebingungan untuk mengarahkan rekomendasinya. Bahkan, permintaan pemblokiran pun juga sulit untuk dilakukan. "Kami juga sudah mengetahui soal itu, tapi, regulasinya belum ada. Kami masih terus mengkaji soal itu," tuturnya.
Kampanye cabup-cawabup maupun pendukungnya di jejaring sosial dunia maya ini sudah mengarah pada black campaign. Black campaign memang tidak diperbolehkan, namun, jika hal itu dilakukan di dunia maya sangat sulit untuk diketahui siapa pelakunya. "Yang sudah ada aturannya itu kan baru di dunia penyiaran, radio maupun televisi, kalau di FB belum ada, kan itu termasuk hal baru," kata Arif setelah melakukan rapat koordinasi di kantor Gubernur Jawa Timur.
Meski begitu, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait, termasuk Panwas Provinsi Jawa Timur. Sekarang ini, pihaknya hanya bisa menghimbau kepada mereka yang melakukan kampanye di FB untuk tidak melakukan black campaign. "Kami hanya bisa menghimbau agar kampanye di FB tetap dilakukan dengan memperhatikan norma dan sopan santun sebagai orang yang berpendidikan," tandas Arif.
Black campaign, lanjut Arif, memang dilarang, karena bakal menimbulkan fitnah dan membuat kondisi Pemilukada tidak kondusif. "Kalau kampanye negatif masih boleh dilakukan, karena yang disorot adalah program cabup-cawabup demi kebaikan," imbuh lelaki yang pernah menjadi Ketua Panwaskab Tuban itu.
Bahkan, di FB sudah ada akun yang menamakan menolak salah satu rezim cabup-cawabup. Komentar yang masuk dalam FB ini juga beragam. Namun, sebagian besar memojokkan salah satun pasangan cabup-cawabup yang akan berlaga pada 1 Maret mendatang. "Komentar dan tautan mereka sangat provokatif. Ini berpotensi menimbulkan suasana yang tidak kondusif," komentar Muntohar salah seorang warga yang tengah keranjingan FB.
Hasil penelusuran, menyebutkan, dengan foto salah satu pasangan setengah badan dan diberi tanda silang merah yang menutupi wajah pasangan cabup-cawabup terpampang menjadi foto akun. Tidak hanya itu, tertera ke-empat akun calon bupati bergabung dalam akun yang menamakan dirinya pergerakan rakyat anti rezim cabup-cawabup itu.
Bahkan, dalam akun jejaring sosial ini, tiga pasangan cabup-cawabup dari enam pasangan ikut bergabung. Keempat akun jejaring sosial ini hampir melakukan penghujatan salah satu cabup-cawabup. "Kayaknya rezim cabup-cawabup itu dijadikan musuh bersama ya," terang Kartono salah satu pengguna jejaring sosial ini.
Selain para Cabub-cawabub, akun IPNU/IPPNU, wartawan, akun dengan foto seragam Polisi (Asmoro Gati NnZz), Fetty Nashruddin (istri Nasruddin Ali / Adik Cabub), Kepala Desa, Anggota DPRD serta sebuah radio turut menjadi teman Facebook. [hud]

Tidak ada komentar: